12 Prinsip Animasi dan Penerapannya
Nama: Pandu Almalik Januar Rahmanda
Ada beberapa istilah yang sering dipakai dalam mengkreasikan gerakan dalam animasi,
antara lain:
a. Frame, merupakan potongan gambar diam.
3. Staging
7. Arcs
Pada menit 17 terlihat seperti pada gambar, terdapat adegan dimana Keisuke
yang melempar minuman kaleng ke Hodaka, walaupun Keisuke cenderung
melemparnya secara horizontal namun karena gravitasi bumi, kaleng tersebut juga
bergerak vertikal ke bawah.
NPM: 202246500097
Kelas: R4B
ANIMASI
Menurut bahasa, animasi berasal dari kata to animate
yang memiliki pengertian membuat seolah-olah hidup dan bergerak. Jadi pengertian
animasi itu sendiri adalah film yang berasal
dari gambar-gambar yang diolah sedemikian
rupa hingga menjadi sebuah gambar
bergerak dan bercerita. Lalu, menurut AndiWyatt (2010:6) dalam
bukunya, Animasi didefinisikan sebagai
manipulasi gambar per frame (frame by
frame) yang ketika diputar dalam bentuk
satu sequence akan menciptakan pergerakan
ilusi. Ilusi yang dimaksud adalah dalam animasi segalanya bisa terjadi sehingga para
pembuat animasi(animator) adalah seorang
illusionis.
Animasi telah ada sejak zaman primitif, dahulu animasi dibuat
di dinding - dinding gua untuk menceritakan suatu peristiwa, di zaman ini manusia
menggambar secara urut horizontal atau vertikal, dan gambar yang ada adalah
bagian - bagian yang penting dan dibuat secara simbolis (tidak terlalu rinci).
Animasi di abad 19 dimulai ketika orang - orang menggunakan sebuah alat
bernama "zoetrope", sebuah alat yang berbentuk lingkaran yang di dalamnya
memuat kumpulan gambar yang jika diputar dengan kecepatan tertentu akan
membuat gambar tersebut bergerak. Di mulai dari penemuan ini mulai banyak alat - alat untuk menciptakan ilusi gambar bergerak seperti, lentera ajaib, thaumatrope,
phenakistoscope, flip book, sampai praxinoscope.
Sampai pada abad 20 dimulainya era animasi modern, dimana era ini
diawali oleh kesuksesan Walt Disney yang menciptakan karakter ikonik Mickey
Mouse dalam film "Steamboat Willie". Pada tahun 1930-an, Disney mengeluarkan
film animasi pertama yang menggunakan teknologi warna di dunia yaitu “Snow
White and the Seven Dwarfs” di tahun 1937.
TEKNIK ANIMASI
Terdapat beragam teknik animasi yang selalu berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi dan kreatifitas. Teknik Animasi ini adalah cara atau tata kerja yang digunakan untuk menghasilkan gambar yang diam menjadi hidup dan bergerak. Secara umum teknik animasi dapat dikelompokan menjadi beberapa teknik pokok, yaitu:
a. Animasi 2d
dalam teknik ini materi yang dianimasikan digambar dengan
frame by frame tergantung durasi dan kecepatan film. Hampir semua film kartun klasik seperti
Donald Duck, Mickey Mouse, Totoro dan lainnya dibuat dengan teknik ini.
b. Stop-Motion Animation
dalam teknik ini materi yang dianimasikan berupa model
khusus, biasanya memakai boneka dari lilin atau lempung. Bentuk gerak dicapai dengan cara
merubah sedikit demi sedikit posisi model dan direkam per-frame. Film seperti Nightmares
before Christmas, Shaun The Sheep, atau Chicken Run dibuat dengan teknik ini.
c. Animasi 3d
dalam teknik ini materi dibuat, digambar, disusun, dan direkam
menggunakan mesin komputer. Animasi 3 Dimensi seperti Final Fantasy atau Ipin Upin adalah
contohnya.
d. Animasi Robot / Animatronic
dalam teknik ini model yang dianimasikan berupa robot
mekanik elektronik yang dikendalikan. Beberapa sekuen dari film Jurasic Park atau
King Kong menggunakan robot yang dianimasikan
Sementara itu, secara umum tahapan untuk membuat film animasi biasa disebut dengan
istilah pipeline.
a. Pipeline Produksi Animasi 2d
a. Frame, merupakan potongan gambar diam.
b. Key pose, pose kunci dari sebuah rencana gerakan.
c. Inbetween, posisi antara antar 2 key pose.
Pada tahun 1981 animator ternama Disney yaitu Ollie Johnston dan Frank Thomas mengembangkan sebuah prinsip dasar yang mana dapat membantu mereka untuk
menciptakan animasi yang lebih hidup, eskpresif, dan komunikatif satu sama lain.
Dan terbukti pada tahun - tahun selanjutnya Disney selalu menjadi yang terdepan
untuk urusan animasi di Amerika Serikat bahkan dunia, beberapa film terkenal
Disney seperti Bambi, Pinocchio, Cinderella, dan Sleeping Beauty, dinilai banyak
orang dapat mengkomunikasikan sebuah peristiwa dengan baik, penggambaran
drama juga dapat benar - benar menyentuh hati para penonton. Lantas prinsip -
prinsip dasar yang telah dikembangkan tersebut ditulis di buku The Illusion of Life:
Disney Animation yang terbit pertama kali pada 1981. Prinsip tersebut diberi nama
Twelve basic principles of animation, yang adalah Squash and Stretch, Anticipation,
Staging, Straight Ahead Action, Follow Through and Overlapping Action, Slow In
and Slow Out, Arcs, Secondary Action, Timing, Exaggeration, Solid Drawing, dan
Appeal. 12 prinsip dasar animasi ini dianggap penting sampai sekarang, walaupun
terkesan diciptakan oleh 1 pihak saja namun nyatanya prinsip ini secara tidak
langsung terkandung dalam hampir semua jenis animasi terbaik di dunia.
12 prinsip animasi ini merupakan hal yang
wajib diketahui oleh setiap animator atau
calon animator untuk bisa menciptakan
suatu animasi yang baik. Berikut 12
prinsip ini adalah :
1. Squash & Stretch
Prinsip Squash and stretch menyatakan bahwa ada saat di mana benda ketika bergerak
akan mengalami perubahan bentuk menjadi gepeng (squash) dan di saat yang lain menjadi
meregang (stretch). Prinsip ini memiliki tujuan untuk memberi kesan jenis bahan dan
fleksibilitas benda. Sebagai contoh adalah bola karet yang memantul di lantai.
2. Anticipation
Prinsip Anticipation menyatakan bahwa setiap benda yang bergerak akan diawali
gerakan persiapan / pendahuluan yang biasanya berlawanan arah terhadap gerakan utamanya.
Sebagai contohnya, orang yang akan berlari biasanya akan mengumpulkan tenaga dan
mengambil ancang-ancang terlebih dahulu.
3. Staging
Prinsip Staging lebih berhubungan dengan teknik komposisi dan layout. Prinsip ini
menyatakan bahwa tiap elemen / aset visual dalam tiap potongan adegan (cut) dalam film
animasi harus dilayout sedemikan sehingga membentuk komposisi yang tepat. Komposisi yang
tepat bisa menampilkan focal point dan balance atau blocking adegan yang menarik untuk
dilihat.
4. Straight Ahead Action and Pose to Pose
Prinsip ini berkaitan dengan teknik menggambar dalam setiap frame yang dikerjakan oleh
animator. Teknik straight ahead biasa dipakai untuk menggambar frame animasi yang bersifat
ekspresif, spontan dan langsung. Animator menggambar frame demi frame dimulai dari frame
pertama hingga frame terakhir dari gerakan yang ingin dihasilkan. Animasi gerakan selembar
daun kering yang melayang tertiup angin bisa dikerjakan dengan prinsip straight ahead action.
Sementara itu sebuah gerakan yang dirancang dan lebih terencana bisa dikerjakan dengan
berpedoman pada prinsip pose to pose action. Teknik yang biasa dipakai adalah dengan
mengawali membuat beberapa gambar kunci (key frame = key pose) dan diteruskan dengan
membuat banyak gambar pengisi (inbetween) di antara gambar kunci. Adegan animasi seseorang
akan mengangkat beban yang berat mungkin bisa diselesaikan dengan teknik ini.
5. Follow Through & Overlapping Action
Prinsip ini pada hakikatnya mengadopsi hukum fisika Newton. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan kesan gerak yang natural. Prinsip follow through and overlapping action
menyatakan bahwa benda yang bergerak kemudian tiba-tiba berhenti akan meneruskan gerak
sebelumnya pada arah yang sama. Sebagai contohnya, mobil yang melaju cepat ke depan dan
tiba-tiba direm akan menyebabkan penumpang di dalamnya akan bergerak mengayun ke depan.
6. Slow In & Slow Out
Prinsip ini pada hakikatnya juga mengadopsi hukum fisika Newton agar kesan gerak
yang dihasilkan tetap natural. Prinsip slow in and slow out menyatakan bahwa setiap benda yang
bergerak akan mengalami percepatan dan perlambatan.
7. Arcs
Prinsip ini menyatakan bahwa hampir semua benda bergerak membentuk lintasan gerak
melengkung. Hal ini disebabkan karena ada tumpuan dan atau poros gerak benda. Sebagai contoh,
misalnya, bola yang ditendang akan bergerak melayang membentuk lintasan melengkung (parabola)
sampai dia jatuh ke tanah. Contoh lain adalah gerak anggota tubuh yang memiliki sendi sebagai poros
gerak.
8. Secondary Action
Prinsip ini dikembangkan berdasar asumsi bahwa hampir tidak ada gerakan tunggal ketika
seseorang melakukan suatu kegiatan atau aksi. Tujuannya adalah agar gerakan yang muncul terkesan
lebih hidup. Prinsip ini memang lebih banyak diaplikasikan pada animasi karakter. Seseorang yang
sedang berjalan bisa saja dianimasikan sambil bersiul.
9. Timing
Timing merupakan prinsip yang sangat penting di dalam animasi. Prinsip Slow in - Slow out dan
prinsip straight ahead action – pose to pose action, serta prinsip follow through and overlapping action
yang diuraikan di atas sangat tergantung dari pengaturan timing. Prinsip ini menjadi acuan untuk
mengatur durasi terjadinya suatu gerakan dan durasi percepatan-perlambatan gerakan.
10. Exaggeration
Prinsip exaggeration adalah teknik melebih-lebihkan tampilan visual dan kesan gerakan dalam
animasi tanpa mengurangi aspek natural suatu gambar atau gerakan. Gambar dan gerakan mungkin
tampak menjadi lebih karikatural namun tetap masuk akal.
11. Solid Drawing
Setiap frame dalam animasi harus dikerjakan sungguh-sungguh dengan skill yang bagus yang
mesti dimiliki oleh animator. Prinsip ini menyatakan bahwa gambar dalam animasi, apapun tekniknya,
mesti ditampilkan dengan kualitas bagus.
12. Appeal
Prinsip ini paling sulit diaplikasikan, karena menuntut pemahaman yang komprehensif atas
naskah, desain karakter, storyboard, dan animator sendiri dalam menghidupkan karakter dalam film.
Prinsip ini menyatakan bahwa karakter dan suasana dalam film animasi harus benar-benar terlihat hidup
sehingga penonton bisa “terbawa” masuk dalam plot.
PENERAPAN 12 PRINSIP ANIMASI DALAM
FILM "GREY & JINGGA: THE TWILIGHT ANIMATED SERIES"
Film seri animasi Grey & Jingga: The
Twilight Animated Series Episode 1 diangkat
dari komik yang dibuat oleh komikus lokal
bernama Sweta Kartika. Menceritakan kisah
cinta Grey dan Jingga, teman masa kecil
yang kehilangan kontak namun bertemu
kembali kemudian di kampus yang sama.
Grey & Jingga sendiri diterbitkan melalui
penerbit KOLONI dan memiliki beberapa
sekuel. Pembuatan film seri animasi ini
dibuat dan ditayangkan oleh Kratoon
Channel dengan durasi ± 2 menit per
episodenya.
Berikut adalah analisis penerapan 12 prinsip
animasi pada film seri animasi Grey &
Jingga: The Twilight Animated Series
Episode 1:
1. Squash & Stretch
Pada episode perdana ini terdapat
penerapan prinsip squash & stretch
salah
satunya dapat dilihat dari pergerakan tubuh tokoh Jingga yang
ter-stretch.
Sekilas nampak tak berbeda, namun
dapat dilihat dari kepala dan garis jalan,
ketika
ter-stretch
kepala
Jingga
menyentuh garis jalan dan kembali ke
bentuk awalnya yang berada dibawah
garis jalan tersebut. Prinsip squash &
stretch ada dalam film ini, namun
penerapan prinsip ini kurang terlihat.
2. Anticipation
Penerapan prinsip anticipation dapat
dilihat dari ancang-ancang pergerakan
gerakan tangan karakter Jingga.
Penerapan prinsip staging pada film ini
dari awal film hingga akhir tergolong
baik karena mudah untuk dimengerti
audiens. Hal ini dapat dilihat dari
penataannya latar, kamera, dan pose
yang sesuai. Contohnya ketika Jingga
dikagetkan oleh temannya dan kertas
yang di bawanya berantakan dan
terbang.
Penerapan prinsip straight ahead action
& pose to pose dalam film ini masih ada
yang sedikit terlihat kaku di beberapa
adegan, hal ini kemungkinan karena film
ini menerapkan animasi dengan teknik
tweened motion atau limited animation
yang tidak sehalus animasi frame by
frame atau full animation. Tetapi
beberapa adegan seperti ketika karakter
Grey menoleh menerapkan prinsip
straight ahead action & pose to pose
yang cukup baik.
5. Follow Through & Overlapping Action
Penerapan prinsip follow through &
overlapping action dapat dilihat dari
gerakan rambut karakter yang bergerak
mengikuti irama pergerakan karakter.
Pada film ini penerapan prinsip ini
cukup banyak diterapkan.
6. Slow In & Slow Out
Penerapan prinsip slow in & slow out
dalam film ini contohnya dapat dilihat
dari pergerakan kertas yang setelah
terhempas ke atas kemudian jatuh
dengan melambat.
Penerapan prinsip arc dapat dilihat dari
pergerakan kertas yang tengah terbang
dan bergerak melingkar. Penerapan
prinsip ini tidak terlalu terlihat pada film
ini.
8. Secondary Action
Penerapan prinsip secondary action
pada film ini dapat dilihat dari
pergerakan teman tokoh utama yang
sedang memeluk Jingga. Pada adegan
ini gerakan utamanya adalah memeluk
Jingga, sedangkan secondary actionnya
terletak
pada gerakan kedua
dikepalanya.
9. Timing
Penerapan prinsip timing pada film ini
sudah cukup baik. Seperti contoh adegan
dibawah ini ketika Jingga menoleh
dengan jumlah frame in between yang
lebih sedikit yang memberikan kesan
pergerakan lebih cepat dibandingkan
ketika Gray yang menoleh dengan
jumlah frame in between yang lebih
banyak yang menimbulkan kesan
pergerakan yang lebih lambat dan halus.
10. Exaggeration
Penerapan prinsip exaggeration dalam
film ini lebih digunakan pada ekspresi
karakternya,
namun tidak terlalu
dilebih-lebihkan seperti film dengan
genre komedi.
Dalam film ini penerapan prinsip solid
drawing terlihat disetiap adegannya
mulai dari awal hingga akhir seperti
beberapa adegan dibawah ini. Jadi untuk
penerapan solid drawing film ini sudah
menerapkannya dengan baik.
Penerapan prinsip appeal pada karakter
film ini lebih ditunjukkan melalui
pakaian yang lebih mencolok dan
bentuk fisik sebatas perbedaan laki-laki
dan perempuan
PENERAPAN 12 PRINSIP ANIMASI DALAM SERIAL “ADIT & SOPO JARWO”
Film “Adit & Sopo Jarwo” merupakan serial animasi yang diproduksi oleh perusahaan
MD Animation di Indonesia. Film ini disutradarai oleh Dana Riza dan Indrajaya. Adapun naskah
ditulis oleh Eki NF., Deddy Otara, dan Zulfa Asliha. Serial ini dikerjakan dengan teknik animasi
3D oleh sekitar 350 orang animator di MD Animation. Film ini pertama kali dirilis pada 27
Januari 2014 di sebuah stasiun TV di Indonesia (MNC TV). Penayangan serial ini sampai tahun
2015 terbagi dalam 2 (dua) musim episode, yaitu Musim Pertama (2014) dan Musim Kedua
(2014). Pada Musim Pertama terdapat 27 episode, sedangkan pada Musim Kedua terdapat 22
episode. Musim Pertama diawali dengan episode berjudul “Dompet Ayah Ketinggalan” dan
diakhiri dengan episode berjudul “Jarwo Ge-Er Kampung Geger”. Sedangankan Musim Kedua
diawali dengan episode berjudul “Ada Baba Chang Bang Jarwo Senang” dan diakhiri dengan
episode berjudul “Harus Berani Karena Nurani”. Kisah yang dimunculkan dalam serial ini
adalah mengenai pengalaman keseharian dan petualangan dari tokoh-tokoh yang ada yang
membentuk konflik dalam setiap alur cerita di tiap episodenya.
Berikut adalah beberapa tokoh yang ada di dalam serial “Adit & Sopo Jarwo”:
1. Squash & Stretch
Prinsip ini kebanyakan
hanya muncul pada bagian
mulut, sudut bibir, dan
mata pada animasi
karakter. Sehingga otot dan
kulit masih terkesan kaku
dan tidak tampak kesan
elastis. Namun, untuk kulit
cukup terbantu dengan
texturing dan lighting.
2. Anticipation
Prinsip ini diaplikasikan
dengan intensitas yang
bagus dan konsisten
bahkan pada gerakan
gerakan minor dan pada
secondary action. Hal ini
menyebabkan kesan gerak
menjadi natural. Adegan
mengangkat beban juga
terlihat hidup. Seolah
ukuran berat dari benda
tersebut bisa diperkirakan
oleh pemirsa.
Prinsip ini paling intens
muncul biasanya pada
komposisi layout bagian
awal dan atau akhir film.
Penempatan (baca:
pemilihan sudut kamera)
dan animasi kamera juga
sangat menentukan
keberhasilan penerapan
prinsip yang dimaksud.
Pada teknik blocking
dengan jumlah karakter
yang banyak dan muncul
serentak juga cukup
berhasil.
4. Straight ahead action & Pose to Pose
Karena teknik yang dipakai
adalah animasi 3D maka
sebagian besar menerapkan
prinsip Pose to Pose.
Namun saying, penerapan
Straight ahead action
kadang hanya tertangkap
pada gerakan daun yang
tertiup angin. Mestinya
bisa dikembangkan lagi
seperti untuk gerakan kain,
rambut, aliran air, atau
secondary action
5. Follow Through & Overlapping Action
Prinsip ini banyak
dimunculkan dalam
beberapa cut, namun terkesan kurang maksimal.
Dalam animasi prinsip ini
dimungkinkan ditampilkan
lebih ekstrim atau bahkan
dilebih-lebihkan
(exaggerating)
6. Slow In & Slow Out
Prinsip ini dimunculkan
dalam beberapa cut, namun
terkesan kurang maksimal,
sehingga terkesan semua
karakter punya gerakan
yang mirip satu sama lain
(seragam). Pada animasi
karakter, prinsip ini bisa
membantu menguatkan
sifat / karakter masing
masing tokoh, sehingga
tiap tokoh memiliki gesture
yang bisa dibedakan.
Karena teknik yang dipakai
adalah animasi 3D, di
mana ada tahapan rigging
dan mengatur sendi gerak
pada animasi karakter, maka
sebagian gerakan dari
anggota tubuh membentuk
lintasan gerak lengkung
8. Secondary Action
Prinsip ini muncul namun
seharusnya bisa
dikembangkan lagi lebih variatif agar gerakan lebih
natural dan hidup. Film ini
masih cenderung terkesan
memuat gerakan yang
terlalu “dipersiapkan” dan
kurang mengalir natural.
9. Timing
(Idem Slow in – Slow out).
Prinsip ini dimunculkan
dalam beberapa cut, namun
terkesan kurang maksimal.
Bahkan beberapa terkesan
kurang berhasil (sepeda di
samping terkesan bergerak
terlalu cepat dibanding
bemo yang ngebut). Pada
animasi karakter, prinsip
ini bisa membantu
menguatkan sifat / karakter
masing-masing tokoh,
sehingga tiap tokoh
memiliki gesture yang bisa
dibedakan.
10. Exaggeration
Film animasi ini terlihat
kurang berani
memunculkan kesan visual
yang exaggerating,
sehingga kurang menggigit
cenderung terkesan datar.
Dalam film animasi ini
terlihat seluruh aset visual
yang dimunculkan
dikerjakan dengan cukup
detil dan rapi terutama
pada tahapan modeling,
texturing, dan lighting
Hal ini dikarenakan
beberapa prinsip
sebelumnya diaplikasikan
dengan visibilitas sedang
dan kurang, maka secara
umum animasi ini masih
bisa dikembangkan lagi
dari baik dari sisi teknis
pada tahapan produksi
maupun tahapan pre
produksinya.
PENERAPAN 12 PRINSIP ANIMASI DALAM SERIAL “WEATHERING WITH YOU”
1. Squash & Stretch
Dalam animasi Weathering with You sebenarnya terdapat banyak sekali
contoh dari penggunaan prinsip squash and stretch ini, mengingat animasi ini
memiliki fokus utama yaitu cuaca hujan dan pasti sangat erat dengan bulir - bulir
air. Berikut merupakan contoh - contoh adegan yang menggunakan squash and
stretch.
Pada 5 menit awal film animasi dimulai terdapat adegan dimana tokoh utama perempuan bernama Hina yang melewati sebuah gerbang kuil misterius
sambil berdoa, mendadak setelah itu air hujan yang tadinya bergerak tiba - tiba
berhenti menjadi bulir air dan begerak kembali ke langit. Dapat dilihat dalam
gambar 2. bulir air yang tadinya berbentuk bulat tiba - tiba meregang menjadi sangat
lonjong sebelum akhirnya bergerak ke langit.
2. Anticipation
Dalam animasi Weathering with You relatif terdapat banyak prinsip
anticipation yang diterapkan dalam setiap gerakan, terutama dalam adegan - adegan
yang diambil dari posisi diam ke bergerak atau yang bertujuan untuk menegaskan
sesuatu.
Dan pada menit 87 sebelum adegan Hodaka yang akan berlari sendiri
menyusuri rel kereta api Tokyo, terdapat adegan Hodaka yang memanjat pagar
pembatas, dan melompati ujung pagar yang berduri, dapat dilihat ketika melompat,
gerakan yang pertama dianimasikan adalah kaki kiri yang bertumpu dan bertolak
ke atas, dan disertai kaki kanan yang sedikit menekuk melewati ujung pagar yang
berduri, setelah itu tubuh hodaka melewati pagar, sampai akhirnya terjun memasuki
rel kereta api.
Dalam animasi Weathering with You staging merupakan salah satu hal yang
paling penting, karena di animasi ini terdapat banyak tokoh dan elemen yang dapat
ditampilkan hanya dalam satu adegan, karena cakupan lingkungannya yang hampir
mencapai satu kota.
Pada menit 16 Ketika mereka ingin mengadakan pesta untuk menyambut
Hodaka, di salah satu adegan terlihat Keisuke dan Natsumi yang sedang duduk
bersebelahan seperti pada gambar di atas. Saat melihat adegan ini penonton akan
langsung melihat mereka berdua dibanding benda di belakang mereka, hal ini
karena mereka digambar lebih detail dibanding benda di latar belakang, dan mereka
satu - satunya objek yang bergerak, selain itu latar belakang mereka dibuat sedikit
blur agar lebih menekankan bahwa objek paling depanlah yang lebih penting.
4. Straight ahead action & Pose to Pose
Dalam animasi Weathering with You tidak dapat dibuktikan secara
langsung dimana dan kapan penggunaan prinsip animasi straight ahead dan pose to
pose, karena hal ini hanya dapat diketahui oleh para animator dan tim yang bekerja
menggarap animasi ini. Dan semua kewenangan tentang kapan harus menggunakan
straight ahead atau pose to pose juga sangat fleksibel dan tidak wajib.
5. Follow Through & Overlapping Action
Dalam Animasi Weathering with You ada beberapa adegan yang
menggunakan prinsip ini, seperti di menit 58, ketika Hina tiba - tiba terbang dan kemudian terjatuh ke tanah
dan terdiam, seperti pada gambar. Rambutnya masih tetap bergerak beberapa saat
sampai akhirnya benar - benar berhenti.
6. Slow In & Slow Out
Dalam Weathering with You terdapat beberapa adegan yang memperlihatkan
penerapan prinsip ini. Pada menit 11 terlihat adegan seperti pada gambar di atas, adegan tersebut
merupakan salah satu contoh penerapan Slow In and Slow Out, yang mana ketika
Hodaka berada di sebuah tempat makan cepat saji, dan sedang merenung, Hodaka
kemudian berubah posisi, ketika berubah posisi Hodaka tidak langsung bergerak
dengan kecepatan konstan, namun diawal dan akhir gerakannya Hodaka
memperlambat gerakannya.
Dalam animasi Weathering with You prinsip ini beberapa kali diterapkan
dalam beberapa adegan, salah satunya merupakan adegan saat Hodaka melempar
pistol di gedung terbengkalai di menit 24, walaupun Hodaka melempar pistol
cenderung horizontal namun pada prosesnya pistol tersebut akan juga bergerak
vertikal. Hal ini terjadi karena pistol terkena gravitasi bumi, dan dalam Weathering
with You adegan ini dianimasikan dengan tepat.
8. Secondary Action
Dalam animasi Weathering with You, prinsip ini hampir diterapkan dalam
setiap gerakan. Seperti contoh pada menit 38 dalam adegan cepat terdapat satu momen yang memperlihatkan
anak TK sedang lomba lari, dan pada saat anak - anak tersebut berlari, animasi yang
bergerak bukan hanya kaki saja namun tangan mereka juga berayun seperti seakan
berusaha berlari.
9. Timing
Seperti contoh dalam Weathering with You, di menit 49 terdapat satu bagian
penuh yang dapat dijadikan contoh penerapan timing. Dimana terdapat bagian
ketika seseorang dari kepolisian yang sedang mengejar orang yang mencurigakan,
dimana yang mengejar merupakan seorang pria paruh baya, dan yang dikejar adalah
pria yang masih muda. Karena faktor usia pria paruh baya ini bergerak lebih lambat
dibanding pria yang masih muda. Dan karena perbedaan kecepatan inilah pria paruh
baya tersebut sulit mengejar targetnya.
10. Exaggeration
Dalam animasi Weathering with You prinsip ini ternyata juga diterapkan
dibeberapa bagian. Karena memang dari awal tema animasi ini sudah terdengar
sangat tidak nyata. Dan di menit 105 tedapat sebuah adegan ketika pertama kalinya setelah
beberapa waktu Hodaka dan Hina akhirnya bertemu lagi, Hodaka langsung
memanggil Hina, dan ketika Hina melihat ke arah Hodaka, muncul adegan seperti
gambar di atas. Yang mana ini merupakan penerapan dari prinsip exaggeration
demi mendramatisir adegan tersebut.
Tak terkecuali animasi Weathering with You, terlepas dari penggunaan CGI
dalam animasi ini, Weathering with You juga menerapkan prinsip solid drawing
dalam beberapa adegannya. Pada menit 27 terlihat dua siswa yang sedang pergi ke suatu tempat, dan di
satu adegan terlihat bahwa dua siswa tersebut digambarkan dengan pose tiga
dimensi yang cocok dengan adegan dan dialog yang ada.
Dalam animasi Weathering with You prinsip ini juga diterapkan, namun
kebanyakan prinsip appeal digunakan untuk menandai gaya visual buatan Makoto
Shinkai, yang mana dalam semua animasi buatannya selalu dapat dideskripsikan
dengan jelas, daya tarik visual yang diberikan Makoto Shinkai yang realis, detail,
berwarna cerah, dan memanjakan mata, membuat para penonton sangat menunggu
karya - karyanya walaupun harus menunggu beberapa tahun sekali.
RINGKASAN
Animasi merupakan kumpulan gambar yang disusun menjadi satu dan
membuat suatu ilusi di mata orang yang melihat seolah - olah gambar tersebut
nampak bergerak. Animasi telah berkembang sangat jauh dari yang awalnya hanya berupa gambaran di dinding gua di zaman purba sampai tedapat penemuan zeotrope sampai ke saat ini yang sudah dipenuhi dengan inovasi-inovasi di berbagai teknik animasi.
Terdapat berbagai macam teknik animasi yang telah berkembang seiring zaman dan teknologi. Namun terdapat beberapa teknik pokok animasi seperti animasi 2d, stop-motion animation, animasi 3d dan animasi robot/animatronic.
Pada tahun 1981, animator Disney Ollie Johnston dan Frank Thomas mengembangkan Twelve Basic Principles of Animation, yang diuraikan dalam buku "The Illusion of Life: Disney Animation". Prinsip-prinsip ini, seperti Squash and Stretch, Anticipation, Staging, Straight Ahead Action, Follow Through and Overlapping Action, Slow In and Slow Out, Arcs, Secondary Action, Timing, Exaggeration, Solid Drawing, dan Appeal yang dapat membantu menciptakan animasi yang hidup dan ekspresif. Mereka telah membantu Disney memimpin industri animasi selama bertahun-tahun, dan masih menjadi dasar dalam animasi modern.
KESIMPULAN
ANALISIS VISUAL PENERAPAN 12 PRINSIP ANIMASI DALAM
FILM GREY & JINGGA: THE TWILIGHT ANIMATED SERIES
EPISODE 1
Penerapan prinsip pada film animasi Grey & Jingga: The Twilight Animated Series Episode 1 bisa dibilang cukup baik. Namun, masih banyak adegan yang penerapan prinsip ini kurang terlihat, sehingga masih terlihat kaku dan pergerakannya kurang realistis. Selain itu, durasi film ini lumayan pendek jadi terasa sangat singkat. Tapi, dibalik kesingkatan durasinya film animasi ini bisa menampilkan penerapan 12 prinsip animasi yang cukup baik.
12 Prinsip Animasi Dalam Serial “Adit & Sopo Jarwo”
Untuk serial mingguan, serial Adit & Sopo Jarwo sudah baik dalam penerapan 12 prinsip animasinya. Namun, gerakannya masih banyak yang terlihat kaku dan tidak realistis atau kurang hidup. Selain itu karena batasan animasi 3d, serial ini kurang terlihat ekspresif dan kurang berani dalam melakukan exaggeration dalam geraknya. Selain itu, banyak prinsip animasi lain yang tidak diterapkan secara maksimal.
Analisis Penerapan Prinsip Dasar Animasi Dalam Animasi “Weathering
With You”
Terdapat banyak sekali penerapan 12 prinsip animasi dalam film animasi Weathering With You. Hal ini bisa kita lihat di hampir setiap menit di film Weathering With You. Tentu saja hal ini menyebabkan segala aspek gerak film ini terlihat hidup, halus dan realistis. Walaupun banyak sekali adegan atau gerakan yang dilebih-lebihkan, tapi karena penerapaan prinsip animasi yang tepat gerak tersebut menjadi mudah dipercaya. Memang sangat jauh jika kita bandingkan dengan dua animasi sebelumnya Grey & Jingga: The Twilight Animated Series Episode 1 serta Adit & Sopo Jarwo. Tapi, tentu saja film ini adalah sebuah feature film dan memiliki budget dan waktu produksi yang jauh lebih tinggi dibanding kedua animasi tersebut.
Jadi, sangat penting menurut saya, untuk memahami dan menerapkan 12 prinsip animasi tersebu kedalam segala gerak animasi. Hal ini telah dibuktikan nyata dari beberapa contoh diatas. Walaupun dengan beberapa prinsip saja, kita bisa meningkatkan kualitas gerak dari animasi kita.
KESIMPULAN
Nadya Nadya, Yulia Purnama Sari. ANALISIS VISUAL PENERAPAN 12 PRINSIP ANIMASI DALAM FILM GREY & JINGGA: THE TWILIGHT ANIMATED SERIES EPISODE 1
https://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/article/view/1955
Abyan Dhia Pratama. Analisis Penerapan Prinsip Dasar Animasi Dalam Animasi “Weathering With You”
https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP/article/view/4903
Comments
Post a Comment